Mendaki gunung adalah hal yang sudah lama aku
impi-impikan. Dan akhirnya aku bisa mendaki gunung, yeeeeee ^_^ dan melihat
kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan alam yang begitu indahnya. Hari pendakian
itu tepat tanggal 1 Juni 2013. Aku dan teman-teman ku berangkat ke Sinabung
dengan kendaraan umum. Kami berangkat dari kampus . pertama-tama kami naik angkot
ke Simpang Pos selanjutnya kami naik Bus Burneo ke Lau Kawar. Sampai di Lau Kawar
kami menunggu beberapa jam sebelum pendakian dimulai dan sambil menunggu hujan yang
lumayan deras berhenti. Sambil menunggu hujan berhenti kami berteduh di sebuah
tempat makan dekat Lau Kawar. Pada saat itu hujan sangat deras dan udaranya
sangat dingin. Jadinya kami kelaparan. Kami pun memakan makanan yang kami bawa.
Setelah menunggu dan kemudian hujan pun berhenti. Kami bersiap-siap untuk
mendaki. Kami menyiapkan segala sesuatunya untuk dibawa ke puncak gunung Sinabung.
Sebelum mendaki kami harus mengisi beberapa formulir yang disiapkan oleh
penjaga disana karena untuk mendata apabila ada sesuatu terjadi dengan kami mereka
bisa segera mencari kami. Kami mendaki sekitar jam 2. 30 pagi. Keinginanku yang
sangat tinggilah membuatku sampai ke puncak gunung Sinabung. Kami mendaki
beramai-ramai. Ada sekitar 26 orang dari rombongan kami. Karena habis hujan,
jalanan menuju puncak jadi sangat-sangat becek dan berlumpur. Sepanjang jalan
hanya akar-akar pohon yang diinjak dan tanah basah yang becek. Kaki pun penuh
dengan lumpur. Pandangan pun hanya sekedar lampu senter yang menerangi jalan.
Kami berada ditengah-tengah hutan yang gelap, basah dan dingin. Kami terus
berjalan. Sebentar-sebentar kami berhenti untuk bersitirahat. Kami berjalan
sangat sangat sangat dan sangat lama. Sampai akhirnya kami berada hampir dekat
dengan puncak gunung. Itu kira-kira jam 7. Matahari sudah muncul, kami tidak
bisa melihat matahari terbit dikarenakan keterlambatan mendaki. Kami pun tak
sabar ingin segera sampai puncak. Kami segera melanjutkan perjalanan ke puncak. Ternyata mendaki itu
sangat-sangat sulit dan perlu kehati-hatian yang penuh. Dan apabila salah pijak
akan membuat kita terjatuh dan pasti akan membuat luka. Untungnya aku jarang
jatuh ketika mendaki. Tetapi ketika mendaki ada seekor binatang yang menggigit
ku sehingga kakiku pun berdarah sedikit gak banyak-banyak sih emang hehe. Tapi Darahnya
tidak mau berhenti keluar. Tapi hal itu tidak menghentikan tekad ku untuk
sampai ke puncak, semangat! Sebagian orang-orang dari kelompok kami tidak
sanggup mendaki sampai puncak dan mereka segera turun. Sangat disayangkan
mereka tidak melanjutkan perjalanan mereka. Padahal mereka sudah setengah
jalan. Kami memerlukan waktu 2 jam lagi untuk sampai ke puncak. Itu terasa
sangat lama apalagi dengan jalanan yang licin dan berjalan memanjat. Sebelum
sampai kepuncak kami harus melewati batu-batu yang disebut dengan patah hati. Susunan
batu itu sangat terjal. Apabila terpeleset pasti akan jatuh ke jurang. Sangat
mengerikan. Kami harus lebih
berhati-hati lagi melewati yang satu ini. Karena
hari sudah terang, segala keindahan alam pun sudah sangat jelas terlihat.
Susunan bukit-bukit, awan-awan yang menyelimuti gunung, pohon-pohon yang
terlihat sangat kecil dari atas, serta Lau Kawar yang tadinya sangat besar
terlihat hanya setelapak tangan. Sungguh-sungguh keindahan alam yang tidak bisa
aku lupakan. Subhanallah, subhanallah, subhanallah. Aku dan teman-temanku
tidak lupa untuk mengabadikan setiap
momen pendakian itu. Kami berhenti sebentar untuk berfoto-foto. Setelah itu kami
melanjutkan pendakian. Sedikit lagi kami sampai ke puncak. Aku semakin
bersemangat mendaki dan ingin cepat-cepat sampai kepuncak. Terus, terus dan
terus. Jam 8 pagi kami pun sampai di puncak. Huft, perasaan lelah itu terbayar
sudah. Sebagian temanku sudah sampai di puncak dan sebagaian lagi ada yang
masih mendaki. Sesampainya di puncak aku langsung merebahkan badan sebentar.
Perut pun terasa lapar. Kami yang sudah sampai dipuncak mengeluarkan makanan
yang kami bawa dari bawah. Kami makan indomie tanpa dimasak. Hmmm mie itu
terasa sangat nikmat. Setelah itu aku pun mengabadikan lagi pemandangan yang
sangat menakjubkan itu. Kami pun berfoto bersama-sama. Sangat-sangat tidak bisa
terlupakan.
Setelah berfoto-foto dan makan sedikit. Kami pun tertidur untuk
mengistirahatkan badan dan kaki yang sudah lelah mendaki. Kami tidur sekitar
satu jam. Setelah itu kami berkeliling di puncak untuk berfoto-foto. Tak
lelah-lelah mata melihat pemandangan indah tersebut. Setelah puas berfoto-foto
dan kamipun harus turun kebawah, walaupun berat rasa hati untuk turun kebawah,
dengan berat hati kami pun harus turun dan meninggalkan pemandangan yang indah
itu dalam ingatan dan diabadikan kedalam foto. Jam menunjukkan pukul 12 siang,
kami pun turun kebawah. Dan kami harus melalui jalan yang kami daki tadi. Jalan
yang sulit untuk dituruni adalah patah hati. Ketika sedang berada di patah hati
yang terlihat adalah jurang yang sangat jauh ke bawah. Aku sangat deg-degan
melewati patah hati ini. Terpeleset sedikit aku pasti langsung masuk ke jurang
dan aku gak mau hal itu terjadi. Kami pun melewati patah hati itu dengan sangat
hati-hati. Akhirnya kami sampai ke tempat istirahat. Kami beristirahat
sebentar. Kami pun membuat minuman hangat untuk mengisi tenaga yang terkuras.
Mata pun mulai mengantuk. Aku tidur sebentar. Karena berdiam diri, udara jadi
terasa sangat dingin. Aku sudah mulai tak sanggup merasakan dingin itu. Aku
mengajak yang lain untuk melanjutkan perjalanan menurun kami. Karena aku sesak
buang air kecil, akupun jalan mendahului teman-temanku dengan terburu-buru. Aku
gak mau buang air kecil ditengah hutan seperti itu. Berjalan terus dan kami berhenti lagi untuk beristirahat
sebentar. Air minum yang kami bawa sudah habis. Kami mengisi botol yang kosong
dengan air yang mengalir ditengah hutan
untuk kami minum disepanjang jalan. Setelah beristirahat beberapa menit kami
melanjutkan jalan menuju kebawah. Kaki
ku sudah terasa sangat sakit. Tapi aku tak mempedulikannya. Aku terus berjalan
dengan sesekali beristirahat. Sambil terus berjalan kami memperhatikan tumbuhan
yang ada di sekitar kami. Kami juga bercerita-cerita. Perjalanan yang sangat
melelahkan sekaligus menyenangkan dan berkesan. Setelah lama berjalan, kami
sampai juga dibawah. Kami melihat kembali kegunung yang terlihat kecil
tersebut. Gunung itu yang kami daki barusan. Kami sudah menginjak puncak gunung
tersebut, menyusuri hutan, pohon-pohon tumbang serta akar-akar yang menjadi
pijakan kami. Sungguh luar biasa kebesaran mu ya Allah. Kau menciptakan alam
yang luar biasa indah. Sekali lagi aku bisa melihat kebesaran mu yang terbesar.
Ini adalah salah satu impianku yang sudah terwujud.